Jumat, 21 November 2008

TEORI MOTIVASI

OLEH : Ir. Mukhamadun, MSi ( widyaiswara balai diklat Kehutanan Pekanbaru)
PENGANTAR
Belajar dari kegagalan
“Sucsess is my raight “, ini semboyan Andrie Wongso. Ya, memang setiap kita berhak sukses. Setiap kita harus termotivasi untuk sukses. Andrie Wongso sering mengajak kita untuk belajar dari kegagalan. Dari kegagalan-kegagalan, asal kita terus istiqomah, tekun. Sukses bisa diraih.
Thomas Alfa Edison, salah satu contohnya. Apa jadinya jika Anda tuli, terlahir miskin, dan bahkan dicap idiot oleh sebagian orang? Jangan putus asa, lakukan sesuatu, maka Anda mungkin akan dikenang sepanjang masa. Ada seorang anak yang telinganya tuli sebelah dan dianggap idiot sehingga dikeluarkan dari sekolah.
Namun, berkat bimbingan ibunya, plus ketertarikannya pada ilmu pasti, ia banyak melakukan penelitian dan pengamatan terhadap banyak hal. Karena hobinya itu, hingga dewasa ia kemudian menemukan banyak hal, bahkan lebih dari seribu penemuan. Satu ucapannya yang terkenal hingga kini adalah "bakat itu adalah 1% ilham ditambah 99% kerja keras”.
Thomas Alfa Edison, penemu lampu, pada mulanya dianggap bodoh oleh gurunya, sehingga dia dikeluarkan dari sekolahnya. Ibunya memutuskan untuk mengajari sendiri anaknya, karena tak ada sekolah yang mau menerimanya. Karier penemuannya diawali setelah membaca buku School of Natural Philosophy karya RG Parker (isinya petunjuk praktis untuk melakukan eksperimen di rumah) dan Dictionary Of Science. Ibunya lalu membuatkan sebuah Laboratorium kecil buat dia.
Penemuan terbesarnya adalah Lampu pijar. Namun sebenarnya Thomas Alfa Edison telah menemukan banyak alat dan telah dipatenkan. Penemuan yang dipatenkannya tercatat sebanyak 1.093 buah. Pada saat menemukan Lampu Pijar ini Thomas Alfa Edison mengalami kegagalan sebanyak 9.998 kali. Baru pada percobaannya yang ke 9.999 dia berhasil secara sukses menciptakan lampu pijar yang benar-benar menyala terang. Pada saat keberhasilan dicapainya, dia sempat ditanya: Apa kunci kesuksesannya. Thomas Alfa Edison menjawab: “SAYA SUKSES, KARENA SAYA TELAH KEHABISAN APA YANG DISEBUT KEGAGALAN”. Bayangkan dia telah banyak sekali mengalami kegagalan yang berulang-ulang. Bahkan saat dia ditanya apakah dia tidak bosan dengan kegagalannya, Thomas Alfa Edison menjawab: “DENGAN KEGAGALAN TERSEBUT, SAYA MALAH MENGETAHUI RIBUAN CARA AGAR LAMPU TIDAK MENYALA”. Luar biasa, Thomas Alfa Edison memandang kegagalan dari kaca mata yang sangat positif. Kegagalan bukan sebagai kekalahan tapi dipandang dari sisi yang lain dan bermanfaat, yaitu mengetahui cara agar lampu tidak menyala.
Cara pandang positif Thomas Alfa Edison, tidak menyurutkan semangat, bahkan tetap mampu meyakinkan orang lain untuk mendanai “Proyek Gagal” nya yang berulang-ulang. Ini juga satu hal yang luar biasa. Adakah kita mampu menyakinkan orang untuk mendanai riset kita yang telah gagal berulang-ulang? Tentu bukan pekerjaan yang mudah bukan? Mari kita belajar banyak dari Thomas Alfa Edison ini !
Pesan penting bagi kita semua adalah bahwa seorang Thomas Alva Edison tidak menganggap kekurangan pada dirinya sebagai cacat yang memalukan. Sebaliknya, ia menganggap kekurangan itu sebagai karunia yang patut disyukuri, karena ia tidak perlu mendengar kebohongan, berita negatif atau kata-kata yang dapat mengendorkan semangatnya. Gangguan pendengaran baginya adalah anugrah yang membuatnya mampu memanfaatkan waktu secara maksimal dan lebih konsentrasi berpikir untuk menciptakan penemuan yang bermanfaat bagi manusia.
Pada dasarnya setiap manusia memiliki keistimewaan yang tampak sebagai kelebihan maupun kekurangan. Thomas Alva Edison memanfaatkan keistimewaan tersebut untuk menciptakan prestasi hidup. Itu pertanda bahwa kemampuan kita memanfaatkan keistimewaan yang ada di dalam diri kita sendiri ternyata lebih menentukan keberhasilan dibandingkan kekuatan kita yang lain misalnya kecerdasan, kondisi fisik yang sehat dan menarik, bakat, kekayaan, dan lain sebagainya.
Contoh lain adalah seorang fisikawan Stephen Hawking menderita penyakit ALS atau degenarative disease, yaitu penyakit langka yang muncul akibat rusaknya sel-sel syaraf pengontrol otot-otot tubuh, seharusnya beristirahat total. Tetapi ia memilih terus berkarya dan berhasil meraih sejumlah penghargaan berharga. Ia mengatakan selalu berusaha hidup senormal mungkin, tidak terlalu memikirkan rasa sakit maupun keterbatasan kemampuannya.
Di Indonesia, nama Pepeng pelawak sekaligus pembawa acara populer juga pernah lumpuh akibat multiple sclerosis. Namun pria kelahiran Sumenep, Madura, 52 tahun silam ini bukan orang yang mudah menyerah. Ia menerima kelumpuhannya dengan ikhlas.
Sangat banyak orang yang memiliki nilai lebih dari segi kondisi fisik, kecerdasan, bakat yang mengagumkan, pendidikan dan lain sebagainya tetapi tidak berhasil dalam hidupnya. Karena hanya sebagian kecil diantara mereka yang bersedia memanfaatkannya. Thomas Alva Edison, Hawking, dan Pepeng adalah contoh orang-orang yang penuh semangat dan kegigihan yang luar biasa dalam memanfaatkan seluruh keistimewaan mereka dalam berkarya di tengah keterbatasan

BERAWAL DARI MIMPI
Bermimpilah besar dan terus bermimpi besar, kata pepatah. Karena semua yang kita nikmati sekarang berasal dari mimpi yang dianggap tidak mungkin. Dulu Sosrodjojo ditertawakan orang karena dinilai bermimpi menjual the dalam kemasan botol. Atau Tirto Utomo yang ditertawakan karena idenya menjual air minum kemasan. Ide itu kini terwujud sebab siapa yang tak kenal The Botol Sosro dan Aqua. Kini merk itu telah jadi trend setter dari produk the dan minuman mineral sejenis.
Di Amerika ada Bill Gates yang meninggalkan bangku kuliah bisnis di Harvard, sebuah sekolah elit di Amerika dan serius menekuni microsoftnya. Dia bermimpi kelak di seluruh dunia akan ada Komputer Pribadi (PC) di setiap rumah. Impian itu menjadi slogan yang dikenal luas dengan “Computer on every desk and in every home“.Mimpinya jadi kenyataan
Jika kita telah berani bermimpi, sebenarnya mimpi itu bias kita wujudkan dengan kerja keras dan kesungguhan. Jangan takut bermimpi, walaupun anda membuka usaha skala kecil saja di rumah
Berani adalah modal
Jika anda sudah memiliki mimpi dan ide yang baik, kenapa tidak mulai sekarang? Beranikan diri untuk mencoba. Berani adalah modal seorang enterpreuner. Mencoba ide atau gagasan secara langsung adalah tantangan yang menyenangkan. Banyak ilmu didapat disbanding sekedar membaca teorinya saja.
Andaikan modal adalah alas an terbesar anda maka ketahuilah banyak pengusaha yang sukses yang mulai usaha dari nol. Ada yang berjualan batik titipan orang, keuntungannya dijadikan modal usaha seperti Dyah Suminar, pengusaha wanita asal yogya. Ada pula Purdi Chandra, pemilik bimbingan Belajar Primagama, yang memulai usaha hanya dengan 300 ribu hasil melego sepeda motornya. Lihat pula Abdullah Gyamnastiar yang merintis divisi usaha pesantren Daarut Tauhid dengan menggelar dagangan yang modalnya berasal dari seorang janda. Jadi modal bukanlah permasalahan paling besar yang dihadapi oleh pebisnis pemula.
Menurut Tyas Soekarsono, dosen sekaligus pengusaha, keseriusan dan kesungguhan dalam bisnis juga menjadi factor yang menentukan keberhasilan bisnis yang Anda tekuni. Hal ini berlaku pula dengan bisnis yang dimulai dari rumah. “Kerja keras perlu tapi jangan sampai tidak efektif dan tidak efisien” ,ujarnya mengingatkan. Work hard and work smart adalah motto para enterpreuner. Jangan malas dan merasa puas atas yang didapat.
Hal penting lainnya adalah daya inovasi yang tinggi terhadap layanan produk dan jasa. Karena itu seorang pebisnis harus pandai mengikuti perkembangan pasar dan melihat perilaku pesaing. Pebisnis harus menyadari bahwa produk yang ditawarkan banyak, tapi apa yang membuat si calon konsumen itu beralih menggunakan produk dan jasanya. Disini pebisnis harus cerdik melihat kemungkinan­-kemungkinan yang terjadi.
Safir Senduk juga menegaskan sikap tidak boleh cepat mengharapkan hasil bagi para pebisnis pemula. Kesabaran itu diperlukan untuk beradaptasi dengan usaha yang mulai dirintis. Kadang kegagalan itu perlu dirasakan oleh pebisnis karena lewat kegagalanlah pengusaha akan mencoba menghindari kesalahan yang sama
Jika kita sudah berani mencoba maka kita harus berani gagal atau berani sukses. Intinya, seberapa keras kita berusaha itulah harga uang akan kita dapatkan. Tidak ada kamus gagal bagi yang berjiwa enterpreuner. Yang ada adalah seberapa cepat Anda bangkit dari kegagalan itu. Bagaimana, siap berbisnis?

TEORI-TE0RI MOTIVASI KONVENSIONAL
Motivasi adalah kekuatan yang memacu seseorang melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam suatu organisasi, motivasi anggota sangat penting karena tanpa keteguhan motivasi anggota maka upaya mencapai tujuan organisasi tersebut tidak akan berhasil dengan baik.
Ada empat hal yang harus dimaknai secara komprehensif berkaitan dengan motivasi dalam berorganisasi. Yakni, bahwa motivasi berisikan hal-hal yang bersifat positif, motivasi mengatur hubungan kerja, motivasi menentukan kinerja organisasi, dan motivasi tidak pernah boleh berhenti.
Jika seseorang anggota mendapat kepuasan dari fungsi dan perannya di dalam organisasi, bukan kepuasan akibat peningkatan status sosial atau keuntungan finansial, maka hal tersebut berarti yang bersangkutan memiliki motivasi intrinsik.
Sebaliknya, motivasi ekstrinsik berarti ada elemen lain di luar tugas pekerjaan sebagai faktor utama yang memotivasi seseorang anggota organisasi melaksanakan fungsi dan perannya di dalam organisasi, misalnya prestise atau besarnya kompensasi.
Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, saat ini pemahaman tentang motivasi tidak lagi terbatas pada pengertian tradisional di mana manajemen memotivasi anggota hanya melalui sistem insentif (anggota yang memberi keuntungan lebih besar kepada organisasi akan menerima insentif yang lebih besar). Model hubungan manusia kini mewarnai kaidah tradisional tersebut.
Kecenderungan saat ini adalah manajemen berupaya memotivasi anggota melalui pemenuhan kebutuhan sosial anggota sehingga anggota merasa penting dan berguna bagi organisasi.Landy & Becker, berbekal model hubungan manusia tersebut, menyusun lima kategori teori motivasi, yaitu Teori Kebutuhan, Teori Penguatan, Teori Keadilan, Teori Harapan, dan Teori Penetapan Sasaran.
Teori Kebutuhan (Hierarchy of Needs): Seseorang mempunyai motivasi jika belum mencapai tingkat kepuasan tertentu dalam kehidupannya. Abraham Maslow merupakan penggagas teori kebutuhan yang paling populer. Teori Hirarki Kebutuhan-nya mengutarakan, motivasi manusia berdasarkan lima kebutuhan dengan urutan dari terendah sampai dengan tertinggi sebagai berikut: fisiologis -> keamanan -> sosial -> harga diri -> aktualisasi diri.Menurut Maslow, manusia termotivasi untuk memenuhi kebutuhanya tersebut secara bertahap. Apabila satu tahapan kebutuhan telah terpenuhi maka kebutuhan tersebut tidak lagi menjadi motivator.John W. Atkinson mengelompokkan tiga kebutuhan yang memacu motivasi intrinsik, yakni kebutuhan berprestasi (needs for achievement), kebutuhan berkuasa (needs for power), dan kebutuhan berafiliasi (needs for affiliation). Teori ERG:Seseorang yang belum mampu mencapai tingkat kepuasan yang lebih tinggi akan kembali pada kebutuhan yang lebih rendah. Clayton Alderfer mempopulerkan teori ini berdasarkan pada norma keberadaan (Existence), hubungan (Relatedness), dan pertumbuhan (Growth). Alderfer menyampaikan, penekanan teori ini adalah pada gerak yang fleksibel dari pemenuhan kebutuhan dari waktu ke waktu atau dari situasi ke situasi.
Teori Keadilan (Justice). faktor utama motivasi kerja adalah evaluasi individual terhadap keadilan penghargaan yang diterima. Stoner, yang mengemukakan teori ini, berpendapat bahwa harus ada perbandingan yang memadai antara input - output. Menurutnya, seseorang anggota organisasi akan lebih memotivasi dirinya jika rasio input - output yang dimiliki sama dengan rasio input - output yang dimiliki anggota lain. Dengan demikian persepsi anggota organisasi terhadap keadilan peraturan organisasi (procedural juctice) dalam membagi imbalan menjadi sangat penting.
Teori Harapan (Hopes) :Seseorang menentukan tingkah lakunya berdasarkan berbagai alternatif dengan harapan memperoleh keuntungan dari setiap tindakan yang dipilihnya. Menurut Gordon, teori ini terdiri atas tiga elemen dasar: harapan, instrumentalitas, dan valensi. Harapan mengacu pada persepsi individu bahwa usaha akan menghasilkan kinerja (seperti, produktivitas atau peningkatan penjualan). Instrumentalitas mengacu pada persepsi individu bahwa kinerja dapat berupa hasil yang positif atau negatif (misal, promosi, kenaikan gaji, kelelahan, atau kesunyian). Valensi mengacu pada nilai individu yang melekat pada kinerja yang dihasilkan.
Teori Penguatan (Reinforcement) :tingkah laku berkonsekuensi positif cenderung berulang; tingkah laku berkonsekuensi negatif cenderung tidak berulang. B.F. Skinner, pengemuka teori ini menyampaikan bahwa tindakan seseorang pada masa lalu sangat mempengaruhi tindakan masa depan secara siklus dengan urutan sebagai berikut: rangsangan -> respon masa lalu -> konsekuensi -> respon masa depan. Manajemen biasanya memanfaatkan pendekatan ini untuk mengubah tingkah laku anggota organisasinya. Oleh karena itu lazim juga disebut teori modifikasi tingkah laku (behaviour modification) berdasarkan ide eksplorasi W. Clay Hamner.
Teori Penetapan Sasaran (Goal Setting): seseorang secara individu akan termotivasi apabila mempunyai kemampuan atau keterampilan untuk mencapai sasaran tertentu. Peter F. Drucker berpendapat, penetapan sasaran merupakan program yang terdiri atas tujuan yang spesifik dan ditentukan secara partisipatif untuk suatu periode yang jelas disertai dengan umpan balik mengenai kemajuan pencapaian tujuan. Fokus teori ini adalah pada proses penetapan sasaran yang dapat dibedakan atas sasaran spesifik (specificity), sasaran sulit (difficulty), dan sasaran diterima (acceptance). Penetapan sasaran tidak dilakukan secara sepihak oleh manajemen, melainkan penetapan sasaran melibatkan anggota organisasi dengan mengedepankan prinsip partisipasi agar memotivasi anggota untuk mencapai kinerja yang lebih tinggi.

MEMILIH MOTIVASI YANG BENAR
Motivasi merupakan dorongan untuk berbuat yang berasal dari dalam diri manusia. Motivasi dalam suatu perbuatan memegang peran sangat penting. Kuat lemahnya upaya yang dikerahkan seseorang dalam mengerjakan sesuatu sangat ditentukan oleh motivasinya. Oleh karena itu, mengetahui dan membina motivasi yang benar adalah suatu kemestian bagi siapa saja yang ingin meraih keberhasilan.
Motivasi yang mendorong manusia untuk melakukan perbuatan dapat digolongkan menjadi tiga bagian, yakni:
Motivasi fisik - material.
Manusia terdorong untuk melakukan suatu perbuatan bisa karena keinginan untuk mendapatkan imbalan fisik material, misalnya dengan terpenuhinya kebutuhan jasmani, baik berupa barang atau uang. Motivasi seperti ini sangat lemah dan sifatnya sangat sementara. Sangat pragmatis. Misalnya orang yang melakukan sesuatu untuk sekadar mendapat makanan guna menutupi rasa lapar, maka ketika sudah kenyang ia akan kehilangan motivasi. Sebaliknya, ia pasti akan kehilangan motivasi untuk melakukan perbuatan yang justru membuat ia lapar, misalnya berpuasa. Apalagi memperjuangkan suatu kebenaran, yang mungkin akan membuatnya menderita. Jadi, motivasi fisik material sekalipun ada dan memang perlu, tapi sulit untuk dikembangkan untuk menjadi pendorong utama bagi manusia dalam berusaha.

(2) Motivasi psiko-emosional
Motivasi psiko-emosional akan menggerakkan manusia untuk berbuat karena suatu kondisi kejiwaan yang ingin dimiliki seseorang ini seperti rasa kebahagiaan, kehormatan, kebanggaan dan sebagainya. Orang sering menyebutnya kepuasan batin. Misalnya, seseorang berani melakukan perlawanan keras terhadap orang yang dinilai telah merusak nama baiknya. Atau berjuang mati-matian dengan mempertaruhkan harta dan jiwa demi menjaga kemerdekaan. Ingin popularitas atau ksohor dan ngetop. Atau perti lakon film-film kungfu, balas dendam seringkali jadi motivasi perseteruan mereka. Dan sebagainya. Motivasi ini meski lebih kuat bila dibandingkan dengan motivasi fisik – material, sebenarnya juga masih lemah dan sementara sifatnya.

(3) Motivasi spiritual atau ruhiyah
Inilah motivasi terkuat yang terdapat pada diri manusia. Motivasi ini dibangun oleh kesadaran seorang muslim dalam hubungannya dengan Allah SWT. Dzat yang menciptakan manusia, menghidupkan, memberi rizki dan mematikan serta akan meminta pertanggungjawaban manusia atas segala perbuatannya di dunia. Motivasi ibadah dan pertanggungan inilah yang mampu mendorong manusia untuk melakukan perbuatan apa saja, meski harus mengorbankan harta, tenaga dan nyawa sekalipun, selama berjalan dalam batas yang diperintahkan Allah SWT. Inilah konsep lillahi ta’ala (demi Allah semata). Bila ditanamkan, dibina dan dijaga dengan sebaik-baiknya, motivasi ini akan mampu membentuk pribadi yang konsisten, teguh dan berani. Pada masa Rasulullah, motivasi ini mampu menggetarkan musuh pada Perang Badar meski pasukan musuh berjumlah tiga kali lipat dari pasukan kaum Muslimin. Pada masa sekarang, kita dapati pada pejabat yang jujur. Mereka berani menolak uang suap milyaran rupiah meski sesungguhnya dari segi materi uang sebanyak itu tentu sangat menggiurkan. Tapi keimanannya kepada Allah mencegahnya untuk berbuat seperti itu.

Maka, motivasi yang harus dibangun oleh setiap manusia dalam mewujudkan aktivitas kehidupannya adalah motivasi spiritual semata. Dengan motivasi ini, seseorang akan terpacu untuk berikhtiar terus-menerus disertai dengan sikap tawakal dan pantang berputus harapan hingga akhirnya meraih keberhasilan dengan izin Allah Yang Maha Pemurah lagi Penyayang. Inilah motivasi berprestasi yang sesungguhnya.

TUJUAN PERBUATAN MANUSIA
Selain motivasi perbuatan, setiap manusia dituntut pula untuk mengetahui tujuan dari setiap perbuatannya, sehingga ia mampu menghasilkan sesuatu dengan baik. Tanpa adanya pemahaman tentang tujuan perbuatan itu, seseorang tidak akan dapat menentukan apakah ia berhasil ataukah tidak. Manusia juga akan sangat mudah terjebak untuk melakukan segala sesuatu hanya karena dasar materi belaka sebagaimana perilaku kebanyakan orang dalam era materialisme sekarang ini.
Nilai-nilai yang dapat diraih manusia antara lain:
(1) Nilai Materi.
Beberapa aktivitas manusia di antaranya memang akan memberi hasil berupa materi semisal uang dan harta kekayaan lainnya. Contohnya adalah bekerja. Dengan memahami bahwa bekerja adalah untuk memperoleh materi, maka seseorang akan mengarahkan usaha dagangnya untuk memperoleh keuntungan, usaha pertaniannya untuk memperoleh hasil panen yang baik, jika bekerja untuk orang lain ia akan bekerja dengan sebaik-baiknya agar dapat menerima upah atau gaji dan sebagainya.

(2) Nilai Kemanusiaan
Nilai ini berupa layanan atau sikap baik manusia kepada sesama manusia. Misalnya, membantu orang-orang yang kesulitan materi, menyelamatkan orang yang tenggelam, dan sebagainya. Semua ini dilakukan semata karena unsur kemanusiaan dan bukan untuk memperoleh nilai materi.

(3) Nilai psiko-emosional
Nilai akhlaq akan dicapai manakala dalam setiap perbuatan dihiasi dengan sifat-sifat (akhlaq) sesuai yang diperintahkan Allah SWT. Sikap jujur, amanah, peduli, menepati janji, sopan, tawadlu’ dan sebagainya merupakan sifat baik yang tidak memiliki nilai materi. Dengan kata lain, adalah tidak tepat jika seseorang menampakkan jujur dalam berdagang atau amanah dalam melakukan tugas karena ingin memperoleh keuntungan materi. Meski akhlaq juga berimplikasi positif terhadap perolehan nilai lainnya.

(4) Nilai Spiritual
Nilai spiritual dicapai dengan tujuan agar (kesadaran) hubungan seseorang dengan Tuhannya dapat meningkat. Nilai ini bersifat pribadi, sebab hanya dia yang dapat merasakannya, orang lain tidak. Misalnya ketika orang melakukan shalat, membayar zakat, berhaji dan sebagainya.

BAGAIMANA SEHARUSNYA MANUSIA BERBUAT?
Sebagaimana telah diketahui, ketika menciptakan manusia, Allah SWT melengkapinya dengan potensi-potensi kehidupan yang secara fitri akan mendorongnya untuk beraktifitas mewujudkan visi dan misi penciptaannya sebagai hamba Allah dan khalifah-Nya. Potensi kehidupan yang dimaksud berupa kebutuhan jasmani dan naluri.
Kebutuhan jasmani dapat berupa rasa lapar, haus dan keinginan buang hajat besar dan kecil, sementara naluri terdiri dari naluri beragama (gharizatu al-tadayun) yang perwujudannya berupa kecenderungan manusia untuk melakukan ibadah atau aktifitas mensucikan segala sesuatu yang dianggapnya besar; naluri melangsungkan keturunan (gharizatu al nau’) dimana perwujudannya diantaranya berupa ketertarikan manusia kepada lawan jenisnya; dan naluri untuk mempertahankan diri (gharizatu al baqa’), yang salah satu wujudnya adalah keinginan manusia untuk menjadi pemimpin.
Kebutuhan jasmani dan naluri itu menghendaki pemenuhan. Perwujudannya melalui tindakan dan usaha manusia. Persoalannya kemudian adalah bagaimana cara manusia memuaskan semua kebutuhan jasmani dan naluri-naluri itu. Bagi seorang muslim, upaya memenuhi dan menyalurkan segenap potensi kehidupan itu semestinya senantiasa harus berlandaskan pada aturan-aturan syariat Allah. Upaya pemenuhan i kebutuhan jasmani dan naluri dengan cara yang tidak sesuai dengan aturan Allah berarti bertentangan dengan hakikat visi dan misi penciptaan manusia itu sendiri.
Bila diperhatikan secara seksama, setiap manusia dalam melakukan setiap perbuatan akan melewati tahapan berikut, yaitu
(1) Berawal dari naluri atau kebutuhan jasmani,
(2) Mengindera dorongan yang muncul, berupa naluri atau kebutuhan jasmani,
(3) Menetapkan motivasi perbuatan,
(4) Berfikir tentang cara memenuhi dorongan dengan benar, baik dan sempurna sesuai dengan tuntunan syariah,
(5) Usaha apa yang diperlukan untuk memenuhi naluri dan/atau kebutuhan jasmani,
(6) Berupaya mendapatkan nilai yang ingin dicapai.

MOTIVASI BERPRESTASI
Prof. Dr. David C. McClelland, psikolog dari Universitas Harvard pada tahun 1961 merilis sebuah teori yang disebut motivasi berprestasi. Teori ini bermakna suatu dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan suatu aktivitas dengan sebaik-baiknya agar mencapai prestasi dengan predikat terpuji. Dari penelitiannya – juga Murray (1957) serta Miller dan Gordon (1970) - dapat disimpulkan terdapatnya hubungan yang positif antara motivasi berprestasi dengan pencapaian prestasi. Artinya, manajer yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi cenderung memiliki prestasi kerja tinggi, dan sebaliknya mereka yang prestasi kerjanya rendah dimungkinkan karena motivasi berprestasinya juga rendah. Dan ternyata, motivasi berprestasi seseorang sangat berhubungan dengan dua faktor, yaitu tingkat kecerdasan (IQ) dan kepribadian. Artinya, orang akan mempunyai motivasi berprestasi tinggi bila memiliki kecerdasan yang memadai dan kepribadian yang dewasa. Ia akan mampu mencapai prestasi maksimal. Hal ini karena ia didukung oleh dua kemampuan yang berasal dari kedua faktor tersebut. IQ merupakan kemampuan potensi dan kepribadian merupakan kemampuan seseorang untuk mengintegrasikan fungsi psiko-fisiknya yang sangat menentukan dirinya dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan.
Dalam kondisi faktual seperti sekarang ini, sesuai dengan paradigma perubahan seperti telah dijelaskan di atas, maka harus dicetak “manusia-manusia pembangun” yang akan menggerakkan masyarakat ke arah perbaikan. Manusia pembangun adalah orang yang memiliki pengetahuan, keahlian dan ketrampilan dalam bidangnya, sekaligus memiliki mental pemimpin yang memotivasi proses perbaikan kelompok masyarakat di mana ia berada. Misalnya, dalam kelompok petani, kelompok wanita, kelompok remaja, perkumpulan guru-guru, perkumpulan rekan sekerja, kelompok mahasiswa, kelompok pelajar, atau yang lainnya. Ia memiliki kesadaran dan perhatian baik pada diri sendiri maupun orang lain dan memiliki motivasi untuk berprestasi.
Seorang pemimpin yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi memiliki karakteristik, antara lain:
(1) memiliki tanggung jawab pribadi yang tinggi;
(2) memiliki program kerja berdasarkan rencana dan tujuan yang realistik serta berjuang untuk merealisasikannya;
(3) memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan dan berani mengambil risiko yang dihadapinya;
(4) melakukan pekerjaan yang berarti dan menyelesaikannya dengan hasil yang memuaskan;
(5) mempunyai keinginan menjadi orang terkemuka yang menguasai bidang tertentu.
Sebaliknya pemimpin yang motif berprestasinya rendah, dicirikan oleh sejumlah hal berikut :
(1) kurang memiliki tanggung jawab pribadi dalam mengerjakan suatu aktivitas;
(2) memiliki program kerja tetapi tidak didasarkan pada rencana dan tujuan yang realistik serta lemah rnelaksanakannya;
(3) bersikap apatis dan tidak percaya diri;
(4) ragu-ragu dalam mengambil keputusan;
(5) tindakannya kurang terarah pada tujuan.

Pembangunan masyarakat hanya dapat digalakkan oleh manusia-manusia yang memiliki kepedulian yang tinggi terhadap lingkungannya. Antara lain, ia harus mengenali diri sendiri dengan baik, dapat menerima dirinya sendiri dengan segala kelemahan dan keunggulan, dapat menerima orang lain sebagaimana adanya, tidak mudah terpengaruh, tidak mencari keuntungan untuk dirinya sendiri, tetapi memikirkan kepentingan kelompok atau masyarakat umum.
Kelompok yang berfungsi dengan baik maksudnya adalah adanya satu kelompok yang anggotanya mempunyai motivasi yang jelas, yang bekerja secara terkoordinasi, terarah, dan teratur, dan yang tidak terhambat oleh emosi, masalah-masalah pribadi atau masalah interaksi. Kelompok ini memperhatikan tugasnya maupun manusianya. Dalam kehidupan sehari-hari, sering terjadi adalah adanya masalah pada diri manusianya yang mengakibatkan tugas kelompok terganggu.
Di samping mempunyai sifat seperti dijelaskan di atas, penggerak masyarakat diharapkan supaya:
(1) dapat mengatasi perselisihan;
(2) dapat mengambil keputusan dengan cepat dan tepat;
(3) dapat berpikir kreatif untuk mendorong dan merangsang orang lain;
(4) dapat merencanakan sesuatu dengan orang lain;
(5) mampu berunding dan bekerja sama dengan siapa pun;
(6) dapat mengurangi hambatan untuk bekerja sama di dalam kelompok tempat ia bekerja;
(7) dapat mengamati dan menangkap proses serta perkembangan di dalam kelompok;
(8) dapat berkomunikasi dengan jelas dan efektif;
(9) bersedia untuk memberi dan menerima umpan-balik (feed-back);
(10) bersedia untuk membagi pengetahuannya;
(11) menganggap orang lain sebagai partner yang berhak sama, bukan sebagai anak buah (berdiri sama tinggi, duduk sama rendah).

PENUTUP
Kemalasan hanya akan mendatangkan penyesalan. Semangat bekerja, profesional dan trust (amanah) adalah kunci mencegah penyesalan. Oleh karena itu motivasi kerja harus dibangun dengan tepat, agar tidak pragmatis dan rapuh. Perubahan harus dimaulai dari sekarang. Gunakan waktu sebaik mungkin. Dengan upaya ini, insya Allah sedikit demi sedikit kita semua akan mengalami kemajuan. Oleh karena itu, inilah saatnya untuk mengatakan “Jika kita berfikir bisa maka Insya Allah akan bisa”. Wallahu a’lam bish shawab

BAHAN DISKUSI I


ABC Motivation

Taken from
The daily tonic
for people who want to succeed
by Geofrey Moss


Achievement
The greatest achievement come from the biggest challenges

Be brief, get to the point and know when to stop

Chalenge
Face up to your challenge, you’ll be glad when you have met it successfully

Delegate
The ability to delegate is the mark of a good leader

Experience without learning is better than learning without experience

Forgive
It’s good to forgive but the best to forget

Goal
Your goals should be three things, clearly define, realistic and measurable

Human Relation
If you can’t say anything good about a person, say nothing

Impression
You get only one chance to make a good first impression

Journey
The journey of a thousand miles begin with one step

Kindness
Speak your mind but still be kind

Live
Cherish your yesterdays, dreams your tomorrows but live well your today

Mistake
If you don’t make any mistake, you will never make anything

Networking
It’s not what you know but who you know that counts most
Opportunity
An optimist sees an opportunity in every calamity, a pessimist sees a calamity in every opportunity

Planning
Failure to plan is a plan for failure

Risk
Unless you are prepared to take a risk, you will do nothing, have nothing and be nothing

Success
The ABC of success is Ability, Breaks and Courage

Time
There is one thing you can’t recycle and that’s wasted time

Understand yourself in order to understand others

Venture
Nothing ventured, Nothing gained

Work
Don’t waste worrying about difficulties in the future, the may never come



BAHAN DISKUSI II

Cinta Sejati, Motivasi Hakiki

Dilihat dari usianya, beliau sudah tidak muda lagi. Usia yg sudah senja bahkan sudah mendekati malam. Pak Suyatno, 58 tahun, kesehariannya dia isi dengan merawat istrinya yang sakit. Istrinya juga sudah tua. Mereka menikah sudah lebih 32 tahun . Mereka dikarunia 4 orang anak. Di sinilah awal cobaan menerpa. Setelah istrinya melahirkan anak mereka yang keempat, tiba2 kakinya lumpuh dan tidak bisa digerakkan. Itu terjadi selama 2 tahun.
Menginjak tahun ketiga, seluruh tubuhnya menjadi lemah bahkan terasa tidak bertulang. Lidahnya pun sudah tidak bisa digerakkan lagi.Setiap hari, Pak Suyatno memandikan, membersihkan kotoran, menyuapi, dan mengangkat istrinya ke atas tempat tidur. Sebelum berangkat kerja, dia gendong istrinya di depan TV supaya istrinya tidak merasa kesepian. Walau istrinya tidak dapat bicara, tapi Pak Suyatno selalu melihat istrinya tersenyum. Untunglah tempat usaha Pak Suyatno tidak begitu jauh dari rumahnya, sehingga siang hari dia bisa pulang untuk menyuapi istrinya makan siang. Sorenya, Pak Suyatno pulang memandikan dan mengganti pakaian istrinya. Selepas maghrib, dia temani istrinya nonton televisi sambil menceritakan apa saja yg dia alami seharian.
Walaupun istrinya hanya bisa memandang tanpa tidak bisa menanggapi, Pak Suyatno sudah cukup senang. Bahkan dia selalu menggoda istrinya setiap berangkat tidur. Rutinitas ini dilakukan Pak Suyatno lebih kurang 25 tahun. Dengan sabar dia merawat istrinya bahkan sambil membesarkan keempat buah hati mereka. Sekarang, anak2 mereka sudah dewasa. Tinggal si bungsu yg masih kuliah.
Pada suatu hari, keempat anak Pak Suyatno berkumpul di rumah orang tua mereka sambil menjenguk ibunya. Karena setelah anak mereka menikah, mereka tinggal dengan keluarga masing2. Pak Suyatno memutuskan mereka sendiri istri sekaligus ibu anak2 itu. Yang diinginkan Pak Suyatno hanya satu: semua anaknya berhasil.
Dengan kalimat yg cukup hati2, anak yg sulung berkata, "Pak, kami ingin sekali merawat ibu. Semenjak kami kecil, kami melihat Bapak merawat ibu tanpa ada sedikit pun keluhan keluar dari bibir Bapak. Bahkan, Bapak tidak ijinkan kami menjaga ibu."
Dengan air mata berlinang, anak itu melanjutkan kata2nya, "Sudah yg keempat kalinya kami mengijinkan bapak menikah lagi, kami rasa ibu pun akan mengijinkannya. Kapan bapak menikmati masa tua bapak jika terus berkorban seperti ini? Kami sudah tidak tega melihat bapak seperti ini. Kami janji akan merawat ibu bergantian”. Pak Suyatno menjawab hal yg sama sekali tidak diduga anak2 mereka. "Anak2ku, jikalau hidup di dunia ini hanya untuk nafsu, mungkin bapak akan menikah lagi. Tapi ketahuilah, dengan adanya ibu kalian di sampingku, itu sudah lebih dari cukup. Dia telah melahirkan kalian..." sejenak kerongkongannya tersekat, "kalian yg selalu kurindukan hadir di dunia ini dengan penuh cinta, yg tidak ada satu pun yang lebih berharga dari itu. Coba kalian tanya ibumu, apakah dia menginginkan keadaanya seperti Ini? Kalian menginginkan bapak bahagia. Apakah batin bapak bisa bahagia meninggalkan ibumu dengan keadaanya sekarang? Kalian menginginkan bapak yg masih diberi Allah Swt kesehatan dirawat oleh orang lain, bagaimana dengan ibumu yg masih sakit?"
Meledaklah tangis anak2 Pak Suyatno. Mereka juga melihat butiran2 kecil air jatuh dari pelupuk mata Ibu Suyatno. Dengan pilu, ditatapnya mata suami yg sangat dicintainya itu.
Suatu saat, Pak Suyatno diundang oleh salah satu stasiun TV swasta untuk menjadi narasumber dalam acara Islami selepas shubuh. Pemirsa di studio mengajukan pertanyaan kepada Pak Suyatno bagaimana mampu bertahan selama 25 tahun merawat Istrinya yg sudah tidak bisa apa2. Pada saat itulah meledak tangis beliau, begitu pula dengan para tamu yg hadir di studio yang kebanyakan adalah kaum perempuan. Mereka tidak sanggup menahan haru saat mendengar Pak Suyatno bercerita:"Jika manusia di dunia ini mengagungkan sebuah cinta tapi dia tidak mencintai karena Allah Swt, semuanya akan luntur. Saya telah memilih istri saya menjadi pendamping hidup saya. Sewaktu dia sehat, dia dengan sabar merawat saya, mencintai saya dengan hati dan batinnya, bukan hanya dengan mata. Dan dia memberi saya 4 orang anak yg lucu2. Sekarang dia sakit, berkorban untuk saya karena Allah Swt (dengan melahirkan anak keempat--ed) dan itu merupakanujian bagi saya. Sehatpun belum tentu saya mencari penggantinya, apalagi dia sakit. Setiap malam, saya bersujud dan menangis. Saya dapat ceritakan (keluh kesah--ed) kepada Allah di atas sajadah. Dan saya yakin, hanya kepada Allah saya percaya untuk menyimpan dan mendengar rahasia saya...."


BAHAN DISKUSI III
Ibu, I Miss You So Much"Oleh :Jamil Azzaini - Kubik LeadershipJakarta, Hukum kekekalan energi dan semua agama menjelaskan bahwa apapun yang kita lakukan pasti akan dibalas sempurna kepada kita. Apabila kita melakukan energi positif atau kebaikan maka kita akan mendapat balasan berupa kebaikan pula. Begitu pula bila kita melakukan energi negatif atau keburukan maka kitapun akan mendapat balasan berupa keburukan pula. Kali ini izinkan saya menceritakan sebuah pengalaman pribadi yang terjadi pada 2003. Pada September-Oktober 2003 isteri saya terbaring di salah satu rumah sakit di Jakarta. Sudah tiga pekan para dokter belum mampu mendeteksi penyakit yang diidapnya. Dia sedang hamil 8 bulan. Panasnya sangat tinggi. Bahkan sudah satu pekan isteri saya telah terbujur di ruang ICU. Sekujur tubuhnya ditempeli kabel-kabel yang tersambung ke sebuah layar monitor.Suatu pagi saya dipanggil oleh dokter yang merawat isteri saya. Dokter berkata, "Pak Jamil, kami mohon izin untuk mengganti obat ibu". Sayapun menjawab "Mengapa dokter meminta izin saya? Bukankan setiap pagi saya membeli berbagai macam obat di apotek dokter tidak meminta izin saya" Dokter itu menjawab "Karena obat yang ini mahal Pak Jamil." "Memang harganya berapa dok?" Tanya saya. Dokter itu dengan mantap menjawab "Dua belas juta rupiah sekali suntik." "Haahh 12 juta rupiah dok, lantas sehari berapa kali suntik, dok’ Dokter itu menjawab, "Sehari tiga kali suntik pak Jamil". Setelah menarik napas panjang saya berkata, "Berarti satu hari tiga puluh enam juta, dok?" Saat itu butiran air bening mengalir di pipi. Dengan suara bergetar saya berkata, "Dokter tolong usahakan sekali lagi mencari penyakit isteriku, sementara saya akan berdoa kepada Yang Maha Kuasa agar penyakit istri saya segera ditemukan." "Pak Jamil kami sudah berusaha semampu kami bahkan kami telah meminta bantuan berbagai laboratorium dan penyakit istri Bapak tidak bisa kami deteksi secara tepat, kami harus sangat hati-hati memberi obat karena istri Bapak juga sedang hamil 8 bulan, baiklah kami akan coba satu kali lagi tapi kalau tidak ditemukan kami harus mengganti obatnya, pak." jawab dokter. Setelah percakapan itu usai, saya pergi menuju mushola kecil dekat ruang ICU. Saya melakukan sembahyang dan saya berdoa, "Ya Allah Ya Tuhanku... aku mengerti bahwa Engkau pasti akan menguji semua hamba-Mu, akupun mengerti bahwa setiap kebaikan yang aku lakukan pasti akan Engkau balas dan akupun mengerti bahwa setiap keburukan yang pernah aku lakukan juga akan Engkau balas. Ya Tuhanku... gerangan keburukan apa yang pernah aku lakukan sehingga Engkau uji aku dengan sakit isteriku yang berkepanjangan, tabunganku telah terkuras, tenaga dan pikiranku begitu lelah. Berikan aku petunjuk Ya Tuhanku. Engkau Maha Tahu bahkan Engkau mengetahui setiap guratan urat di leher nyamuk. Dan Engkaupun mengetahui hal yang kecil dari itu. Aku pasrah kepada Mu Ya Tuhanku. Sembuhkanlah istriku. Bagimu amat mudah menyembuhkan istriku, semudah Engkau mengatur milyaran planet di jagat raya ini."Ketika saya sedang berdoa itu tiba-tiba terbersit dalam ingatan akan kejadian puluhan tahun yang lalu. Ketika itu, saya hidup dalam keluarga yang miskin papa. Sudah tiga bulan saya belum membayar biaya sekolah yang hanya Rp. 25 per bulan. Akhirnya saya memberanikan diri mencuri uang ibu saya yang hanya Rp. 125. Saya ambil uang itu, Rp 75 saya gunakan untuk mebayar SPP, sisanya saya gunakan untuk jajan. Ketika ibu saya tahu bahwa uangnya hilang ia menangis sambil terbata berkata, "Pokoknya yang ngambil uangku kualat... yang ngambil uangku kualat..." Uang itu sebenarnya akan digunakan membayar hutang oleh ibuku. Melihat hal itu saya hanya terdiam dan tak berani mengaku bahwa sayalah yang mengambil uang itu. Usai berdoa saya merenung, "Jangan-jangan inilah hukum alam dan ketentuan Yang Maha Kuasa bahwa bila saya berbuat keburukan maka saya akan memperoleh keburukan. Dan keburukan yang saya terima adalah penyakit isteri saya ini karena saya pernah menyakiti ibu saya dengan mengambil uang yang ia miliki itu." Setelah menarik nafas panjang saya tekan nomor telepon rumah dimana ibu saya ada di rumah menemani tiga buah hati saya. Setelah salam dan menanyakan kondisi anak-anak di rumah, maka saya bertanya kepada ibu saya "Bu, apakah ibu ingat ketika ibu kehilangan uang sebayak seratus dua puluh lima rupiah beberapa puluh tahun yang lalu?" "Sampai kapanpun ibu ingat Mil. Kualat yang ngambil duit itu Mil, duit itu sangat ibu perlukan untuk membayar hutang, kok ya tega-teganya ada yang ngambil," jawab ibu saya dari balik telepon. Mendengar jawaban itu saya menutup mata perlahan, butiran air mata mengalir di pipi. Sambil terbata saya berkata, "Ibu, maafkan saya... yang ngambil uang itu saya, bu... saya minta maaf sama ibu. Saya minta maaaaf... saat nanti ketemu saya akan sungkem sama ibu, saya jahat telah tega sama ibu." Suasana hening sejenak. Tidak berapa lama kemudian dari balik telepon saya dengar ibu saya berkata: "Ya Tuhan pernyataanku aku cabut, yang ngambil uangku tidak kualat, aku maafkan dia. Ternyata yang ngambil adalah anak laki-lakiku. Jamil kamu nggak usah pikirin dan doakan saja isterimu agar cepat sembuh." Setelah memastikan bahwa ibu saya telah memaafkan saya, maka saya akhiri percakapan dengan memohon doa darinya. Kurang lebih pukul 12.45 saya dipanggil dokter, setibanya di ruangan sambil mengulurkan tangan kepada saya sang dokter berkata "Selamat pak, penyakit isteri bapak sudah ditemukan, infeksi pankreas. Ibu telah kami obati dan panasnya telah turun, setelah ini kami akan operasi untuk mengeluarkan bayi dari perut ibu." Bulu kuduk saya merinding mendengarnya, sambil menjabat erat tangan sang dokter saya berkata. "Terima kasih dokter, semoga Tuhan membalas semua kebaikan dokter." Saya meninggalkan ruangan dokter itu.... dengan berbisik pada diri sendiri "Ibu, I miss you so much."

0 komentar:

 

Makalah Motivasi Copyright © 2009 WoodMag is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template